Iis Nurliyah: August 2013.
Kucing, makhluk imut, lucu,manis tapi juga ada yang masih benci dengannya, mungkin karena geli atau suka mencuri yaa, mencuri ikan.. hehe . .Dengan adanya kucing-kucing di dunia ini, membuat kehidupanku menjadi semakin lengkap, entah kenapa dengan binatang terlucu ini hari-hariku terasa indah, lebaaaaay hha . .
Cerita-Cerita Tentangnya . . .
Kucing bagaikan teman disaat kesepian, sahabat ketika bercerita, dan partner ketika menggoda kekasih :D
Pernah suatu saat aku bercerita dengannya, seakan-akan dia mengetahui apa yang kuceritakan padanya, sesekali dia tersenyum dengan caranya,.... aku tahu itu,..Aku senang hidupku di kelilingi oleh kucing, maklum aku mulai menyukai kehadirannya sejak aku masih kecil, . .
Aku bermain-main dengannya, aku usilin dia saat aku mulai gemes dengannya dan mulai ke sentuh lehernya, sesekali aku usap dahinya sebagai tanda sayangku kepadanya,
Dahulu, saat itu hari telah siang dengan teriknya matahari ide usil ku muncul. Ku buat lubangan di pekarangan rumah kontrakanku, tentunya dengan bantuan sang ayah aku bisa membuatnya . .setelah dirasa cukup, tidak terlalu dalam ataupun dangkal tapi pas, mulailah ku letakkan kayu-kayu kering dari hasil pohon ketela yang telah kusiapkan sebelumnya untuk menahan kertas diatasnya, tahu maksudku kan? ^_^ Aku membuat jebakan untuk kucing itu.
Datanglah, TEKDONANDONDOPA, itu nama dari ku, yang ku beri untuk kucing lucuku saat itu. Aku tidak tahu darimana dia datangnya, yang pasti dari rahim ibunya :D,...Kucing yang datang dikehidupanku waktu itu telah memberikan kesan yang amat dalam, tekadang aku masih teringat-ingat akan waktuku bersamanya dahulu. Meskipun saat itu aku masih berumur enam tahunan, namun aku bisa merasakannya. . .
Dia bukan kucing yang ku beli dan ku rawat sebelumnya, datang sudah dewasa dan hilang tanpa bersua ..hmm, jika masa-masa itu terulang untuk saat ini, mungkin tidak aku lakukan hal yang akan kuceritakan ini, hehe . .
Setelah siap dengan sedikit nasi yang di beri aroma yang amis diatasnya (kertas), aku pancing dan setengah aku paksa agar tekdonandondopa melewati jebakan yang telah ku buat, setelah sekian lama berusahan di tengah panasnya siang akhirnya keinginankupun tercapai, jatuh juga kucing kesayangan ku, heheheheheheheh. . karna bandelnya aku, sudah jatuh pun kucing yang malang itu juga tidak bisa mendapatkan hal yang diinginkan (nasi)...hmm sesuatu hal yang sia-sia baginya, sudah dibela-belain jatuh padahal, (mungkin kalau dia menggerutu seperti).
Sudah tidak ku kasih makanan, malah tak tertawain dia :D, (maklum ya namanya anak kecil, pasti masih ada sifat bandelnya) tapi ayah dari kejauhan memperingatkan ku untuk segera menolongnya yang kesusahan untuk naik dari lubang jebakan (hahaha, kucing itu tidak kuat mengangkat badannya) dan segera mengasih imbalan setelahnya. Dan partner usilku, sang ayah datang dan memberikan satu tusuk sate kepada ndondopa,..tuhh..makan, puas, yess !
Salam terakhir . .
Salam terakhir yang diberikannya untuk ku adalah ketika aku mau berangkat sekolah pada hari Rabu, karena waktu itu seragam sekolahku yang mengharuskan untuk memaki seragam alamamater, baju putih dilengkapi rompi yang berukirkan lambang SD Muhammadiyah I Ponorogo dengan warnanya yang merah dan celana yang warnanya seperti bajunya.
Dia menatapku dengan pandangan kosong,aku sedikit peka saat itu,dan sesaat setelah aku berpamitan dengan ibu, aku menghampiri kucing ku yang telah menungguku di hadapan ku dan ibuku, aku berlutut dan mengusap kepalanya lalu meninggalkannya utntuk bergegas ke sekolah.... Namun ternyata, itulah terakhir kali aku mengusapnya, menatapnya dan melihat sosoknya. Entah dimana dia sekarang semoga dia baik-baik saja, karna dialah sekarang aku lebih menghormati kehidupan di lain kehidupanku, kehidupan dengan bahasa-bahasanya, kehidupan yang tidak pernah bisa ku tebak cara menebaknya, itulah yang kusebut kehidupan binatang.
Ingatan inilah, satu-satunya ingatan yang paling membekas sampai saat ini, pernah aku sayang, pernah aku tangisi ketidaadaanya, pernah juga aku tanyakan kepada orang tua, tetangga dan Tuhan, dimana dia, kemana dia pergi , , .
. . . . .
Dan untuk sekarang, BUNTUNG namanya, Kucing tetanggaku yang sering menemaniku ketika ku pulang kampung, tidak banyak kesan dengannya, namun foto-foto dan ingatan kecilku tentangnya akan aku tuangkan disini sebagai ingatan yang akan ku tulis dan kesan yang tersurat untuk ku berterima kasih padanya.
Namanya Buntung, karena dia memiliki ekor yang pendek. Tetanggaku yang memberi nama, Buntung yang berarti terpotong lebih jelasnya dalam EYD. Hmm, kucing atraktif, suka bermain dengan tikus namun tidak tidak akan sampai dimakannya dan suka menemaniku ketika ku tidur.
Dia pun pergi, . .
Setiap kali aku pulang, dia selalu bermain kerumahku, empat tahun sejak semester satu (2009) sampai semester enam ( 2012) kemarin, dia melengkapi hari-hariku. Namun cerita memilukan itu akhirnya sampai juga ketelingaku, dia sudah mati empat bulan yang lalu karena keracunan. Seperti yang diceritakan tetanggaku yang juga pemiliknya, dia keracunan tikus, saat dia memakan tikus yang telah terkena racun tikus, mugkin di rumah majikannya tersebut banyak tikus dan nasib naas menimpanya.
Dia adalah penjagaku yang nampak ketika malam, ketika waktu itu sudah menunjukkan pukul 10.00 dia selalu mengeong di depan rumahku sebagai tanda waktunya mengawal malamku telah tiba. Hal yang selalu dia lakukan disetiap malam-malamnya ketika aku ada di dekatnya. Seperti penuh keikhlasan dia melakukannya, entah apa yang mendasarinya, dia bukan kucingku, dia tidak pernah kenal dekat denganku sebelumnya, bertemu pun hanya saat ku ada di kampung halaman, dan dia akan mengeong sampai aku mendengar gaungnya, sampai aku membuka pintu rumah untuknya masuk kerumahku.
Entah apa yang dia lakukan semalaman, yang penting baginya mungkin “dia harus selalu di dekatku, di sekitar kasurku di malam hari”, itu yang kulihat ketika mataku akan terpejam karna lelah sampai mata ku terbuka karena terbangun. Dengan caranya duduk (khas kucing) yang unik itu, Buntung menatapku sesaat aku terbangun di setiap pagi-pagiku . . , kalau tidak bangun dia yang akan membangunkan ku dengan suara cemprengnya, karena mungkin saja waktunya menjagaku telah usai.
Sekitar pukul jam lima pagi-an lah dia selalu membangunkan ku dengan suaranya yang keras itu, sungguh mengusik telingaku di pagi yang bagiku masih amat ranum, maklum kalau di kos jam enam itu masih pagi. Dia memaksaku untuk bangun dan ternyata dengan tindakannya itu telah setengah memaksaku untuk membuka pintu depan rumahku untuknya keluar dari rumah,...... dan dia pun akhirnya keluar setelah ku bukakan pintu untuknya, “hmm dasar kucing yang aneh,” gumamku saat pertama kali aku di kawal ketika tidur.
Dan hampir kupastikan, dia selalu tidur di siang hari ketika aku pulang, mungkin karena waktu malamnya direlakan untukku, terima kasih tung,..Aku melihatnya tertidur pulas diatas kursi yang terbuat dari bambu ketika siang hari di teras depan rumah majikannya. Dari teras rumahku, aku melihat wajah lucu ciptaan Tuhan tanpa dosa itu sedang memjamkan mata . . .
Rumah majikannya yang sekaligus tetanggaku itu, kebetulan hanya dipisahkan jalan untuk menuju ke rumahku, karena berhadapan dengan rumahku itulah mungkin membuatnya sering menjengukku. Ketika aku pulang dan dia tidak tahu menahu keberadaanku, namun aku melihatnya, sesekali kucoba menyeru namanya, tuuuung, buntuuuuung...dia pun menoleh dan tanpa berfikir panjang dia menyebrang jalan lalu menghampiriku, meski rumah kami yang dipisahkan oleh jalan itu bisa membahayakan keselamatannya, karena ramainya kendaraan yang selalu berlalu lalang.
Sejak saat itu, aku sangat menyukai dan menyayangi kucing. Aku tidak pernah mempunyai kucing peliharaan, mungkin karena faktor larangan orang tua karena dampak kesehatan, atau mungkin juga karena biaya mengurusi kucing pun terbilang cukup mahal (anak kost, gan). Tetapi itu semua tidak menghalangiku, Aku selalu berharap mimpiku menjadi kenyataan, aku mempunyai mimpi, kelak ketika aku sukses esok, sukses di dalam kehidupan (karena sekarang aku masih berproses untuk menuju kepada kesuksesan itu, Amin) aku ingin membuat sebuah taman kucing, aku ingin membangunkan sebuah istana bagi mereka, aku bisa bercanda dan bermain bersama keluargaku kelak tentunya dengan ciptaan Tuhan yang sangatlah Indah itu.
Meski impianku belum tercapai, namun masih saja banyak kucing yang datang memnghampiriku, dirumah, dijalan,.........................seakan-akan dia tahu orang ini menyukaiku, . .