Ellen dan Alex Petricone sedang mencari rumah. Mereka melewati sebuah lapangan panjang dan kosong dalam perjalanan untuk melihat rumah keempat atau kelima. Ellen sedang memandang ke luar jendela ketika ia melihat sesuatu yang sepertinya anak tikus atau tupai, atau mungkin chipmunk, memanjat keluar dari selokan diantara lapangan tersebut dan jalanan di depan mereka.
Ellen khawatir makhluk itu akan melesat di depan mobil mereka saat mereka melaju, jadi ia minta Alex mengurangi kecepatan, supaya mereka tidak menabrak tupai kecil itu, kalau memang itu tupai. Alex memicingkan mata dan berkata "Itu bukan tupai, itu anak kucing."
Maka mereka menghentikan mobil dan keluar untuk melihat dari dekat. Keduanya berjalan berjingkat-jingkat sipaya tidak membuat binatang kecil itu ketakutan. Ketika sudah dekat, kucing itu mengeluarkan suara mengibakan.
Ellen belum pernah melihat anak kucing membuka mulutnya begitu lebar. Digendongnya makhluk mungil itu, dan si anak kucing membenamkan diri di rambutnya. Tubuhnya gemetar hebat. Waktu itu awal bulan November, dan cuaca sudah terlalu dingin bagi seekor anak kucing yang dibiarkan berkelana sendirian.
Setelah meminta dokter hewan memeriksa binatang itu, suami-istri Petricone membawa si anak kucing pulang, lalu mereka menghubungi tempat-tempat penampungan hewan dan agen binatang di wilayah mereka untuk mencari tahu apakah ada orang yang melaporkan kehilangan anak kucing.
Mereka memasang iklan di surat kabar lokal dan mengirimkan selebaran di kota kecil mereka di New Hampshire. Karena tidak mendapat respons, mereka memutuskan untuk mengadopsi anak kucing hitam-putih tersebut dan memberinya nama Jack.
Jack, Ellen, dan Alex hidup bahagia selama beberapa tahun di rumah baru mereka. Kemudian terjadilah peristiwa menyedihkan itu. Pada suatu senja di bulan Maret yang ebrhujan, Alex tewas dalam kecelakaan lalu lintas ketika bermobil hendak pulang. Umurnya baru 29 tahun.
Dalam keadaan berkabung karena kematian suaminya, Ellen juga mengalami krisis keuangan. Ia baru saja dipecat dari perusahaannya, dan ia bersama Alex sedang ebrjuang untuk membayar cicilan rumah, cicilan mobil, dan cicilan perabotan. Sekarang Ellen mesti mengatasi semua itu seorang diri. Ia mulai mengalami depresi dan sukar tidur.
Tapi ada satu penghibur baginya. Dalm minggu-minggu dan bulan-bulan setelah kematian Alex, Jack jarang sekali meninggalkan Ellen sendirian. Kucing itu mengikutinya di seputar rumah, meunggu di tepi jendela kalau Ellen sedang pergi, dan tidur di bantal; di samping Ellen kalau malam. ia tidak pernah mengganggu, tetapi kehadirannya selalu nyata. Jack selalu ada saat Ellen membutuhkan penghiburan.
Ellen sendiri merasa takjub akan kelakuan kucing itu. Sejak semula Jack adalah kucing yang manis, tetapi ia juga menyukai kebebasan. namun sekarang ia mulau menunjukkan rasa sayang seperti biasa diperlihatkan seekor anjing. Kalau Ellen berdiri, Jack ikut berdiri. Kalau Ellen duduk, Jack ikut duduk. Ia bahkan mengikuti Ellen ke kamar mandi kalau malam dan melompat ke samping Ellen kalau Ellen sedang mandi dan menggosok gigi.
Namun, meski ditemani kucing itu, Ellen masih tetap merasakan kepedihan yang mendalam. Suatu ketika, setelah mengalami satu minggu yang sangat berat, Ellen merasa begitu tertekan ketika akan tidur. Ia berdiri di depan wastafel di kamar mandi, dengan botol berisi pil tidur di satu tangan, sementara tangan satunya setengah terangkat, dengan telapak menghadap ke atas.
Lama ia berdiri di situ, tidak bergerak-gerak. Ia merasa kalah dan tak sanggup lagi bertahan. jack melompat ke sampingnya, tetapi Ellen tidak melihat ataupun memperhatikan. Yang dipikirkannya hanyalah ia ingin menelan keseluruhan isi botol itu untuk mengakhiri segalanya.
Tapi pada saat Jack mengangkat kakinya dan mengayunkannya ke telapak tangan Ellen yang terbuka. Ellen terperanjat. Ia menoleh dan melihat Jack memandanginya dengan kepala dimiringkan. Sorot matanya menyiratkan rasa ingin tahu bercampur cemas. Ia seolah-olah ingin berkata "kau sedang apa?" Dan sekonyong-konyong Ellen jadi berpikir "Apa yang sednag aku lakukan ini?"
Dengan satu gerakan cepat dilemparkannya pil-pil tidur itu ke keranjang sampah. kemudian ia beranjak ke dapur dan membuat susu hangat yang nikmat untuk dirinya sendiri dan untuk Jack. Ketika akan tidur, ia memeluk Jack dengan hangat dan berjanji tidak akan pernah berpikir untuk meninggalkannya lagi.
Satu gerakan kecil dari kucing itu, yang menyentuh tangannya dengan kaki depannya, telah menarik Ellen dari tepi jurang besar di hadapannya. Dan malam itu Ellen tidur lebih nyenyak daripada bulan-bulan sebelumnya.
oleh : Eric Swanson
dari : Chicken Soup for the Cat and Dog Lover's Soul
No comments: Karena si Kucing
Post a Comment