Kucing terdapat dalam banyak literatur kuno, dalam bentuk gambar, patung, tulisan, ataupun yang lainnya. Sejarah menceritakan bahwa dahulu kala kucing sempat dipuja, sempat pula di bunuh. Dalam peradaban yang berbeda, posisi kucing di sisi manusiapun berbeda-beda.
Ada masa dimana kucing dianggap sebagai titisan dewa seperti pada kepercayaan Mesir kuno. Sehingga didirikan banyak kuil, dan monumen utnuk memuja kucing. Dibuatkan pula patuh-patung kucing dengan bahan emas dan bahan mulia lainnya.
Namun ada pula masa dan peradaban yang menganggap kucing adalah jelmaan setan. Mereka berhubungan dengan penyihir, dunia gaib, dan berbagai hal mistis. Sehingga mereka dibinasakan. Tak ayal beberapa waktu kemudian daerah tersebut diserang wabah penyakit yang diakibatkan oleh tikus. Ketiadaan populasi kucing, membuat tikus tumbuh dengan pesatnya di daerah tersebut.
Mau tidak mau, mereka harus kembali mengandalkan kucing untuk wabah yang mereka terima akibat dari kekacauan keseimbangan alam yang mereka perbuat sendiri. Dan dengan jasa kucing tersebut, manusia kembali memberikan tempat tinggi kepada kucing di sisi manusia.
Bahkan setelah beberapa waktu berlalu, kucing tidak lagi sekedar sebagai hewan pembasmi tikus. Beberapa peradaban percaya akan kekuatan dan keistimewaan kucing yang tidak dimiliki oleh binatang lainnya. Mereka percaya akan kekuatan penyembuh yang dimiliki kucing, percaya akan kucing yang mampu meramal, dan mulai menggunakan kucing unutk suatu hal yang sebenarnya tidak masuk akal.
Meskipun demikian, ada juga peradaban yang menggunakan kemampuan alami kucing untuk keperluan yang masuk akal. Seperti menggunakannya dalam pelayaran dan peperangan.
Dan kini posisi kucing di sisi manusia tidak lagi dalam masa terombang-ambing. Kucing mendapatkan tempat yang cukup baik di sisi manusia, menjadi hewan kesayangan. Terlepas dipercaya memiliki kemampuan istimewa atau tidak.
Mungkin pada kenyataannya, kita, manusia, memperoleh dampak baik yang jauh lebih besar yang di dapat dari kucing dibandingkan dengan apa yang kucing dapatkan dari manusia. Tidak dapat dipungkiri, kucing bisa menjadi pendengar yang baik saat kita ingin mencurahkan isi hati kita. Kucing bisa menjadi teman saat kita sendirian. Padahal pada awalnya, orang memelihara kucing hanya utnuk mengatasi masalah tikus. Kini kucing juga mendapatkan pekerjaan tambahan sebagai teman manusia dalam suka dan duka.
Referensi : kucingkita
No comments: Sejarah hubungan kucing dan manusia
Post a Comment